Kawan Lama

Akhir-akhir ini, aku seakan tidak bisa lepas dari ponsel. Berdalih karena belajar online, scroll sosial media, mencari informasi akurat, atau hanya sekadar bermain game. Aktifitas tersebut memang sangat meng-asyikan, hingga tanpa sadar aku telah bergantung sepenuhnya pada ponsel.

Teralu lama menghabiskan waktu di dunia maya membuatku lupa bahwa kehidupan sesungguhnya yang harus jalani berada di dunia berbeda. Ya, sekarang ini, kita seakan hidup di dua dunia. Dunia pertama adalah kehidupan nyata. Dunia kedua adalah dunia maya, tempat dimana semua orang menyembunyikan keburukannya. Kenapa menyembunyikan? Karena yang ditunjukan hanyalah kebaikan dan keindahannya.

Di suatu waktu, seorang kawan lama menghubungiku dengan nomor yang tidak aku kenal dan mananyakan kabarku. Setelah aku ingat-ingat, dia adalah kawan terdekatku dulu semasa mengenyam pendidikan di Sekolah Dasar. Kami lantas merencanakan hari untuk bertemu, dan karena hal ini aku jadi tersadar.

Di sosial media, kita sibuk mencari kawan baru, hingga lupa bahwa kawan lama kita mungkin ada yang sedang butuh bantuan. Di sosial media, kita sibuk menampilkan feed estetik yang berbanding jauh dengan kehidupan kita demi mendapat pengikut atau kawan baru, hingga lupa bahwa yang tahu kehidupan kita sesungguhnya adalah kawan lama.

Kami lantas bertemu dan membahas segala hal lucu di masa lalu. Dan sungguh, seribu kawan baru tak akan cukup menggantikan satu kawan lama.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Merelakan

Tahun ke-4

Tentang Kegagalan