Mengikuti Alur Bukan Berarti Menyerah

Mau jadi apa? Adalah pertanyaan paling tidak bisa dijawab saat ini, berbalik memang. Saat kecil, ketika ditanya mau jadi apa pasti jawabannya penuh dengan semangat dan harapan, seakan-akan hal tersebut sudah pasti kita gapai. Tapi sekarang kenyataannya berbeda. Menuju usia dewasa, pertanyaan mau jadi apa seakan menjadi keresahan sehari-hari yang memenuhi kepala.

Apalagi saat melihat orang-orang disekeliling kita sudah mendapatkan apa mereka impikan. Masuk universitas negeri, jadi abdi negara, mendapatkan pekerjaan yang diinginkan, dll. Melihat orang lain telah mendapatkan apa yang mereka impikan seakan menjadi hal tidak menyenangkan yang harus mulai dibiasakan. Kenapa tidak menyenangkan? Karena kita harus mulai terbiasa menerima kenyataan.

Saat kita memasuki usia dewasa, hal yang dulu dicita-citakan seakan menjauh dan sulit untuk digapai. Ada saja hal yang membuat kita berkata "mungkin ini bukan jalanku" Hingga akhirnya kita memilih untuk mengikuti alur yang diberikan Tuhan. Hal itu wajar terjadi, karena saat memasuki usia dewasa, akan ada banyak kejadian yang memberikan pelajaran baru. Entah dengan patah hati, entah dengan gagal masuk negeri, atau mungkin ditolak perusahaan yang kamu impikan. Hidup punya caranya masing-masing untuk mendewasakan. Kamu tidak sendirian, akupun demikian.

Mengikuti alur bukan berarti menyerah, bukan berarti kalah, mengikuti alur tidak salah. Buang keresahan yang selama ini memenuhi kepalamu, ia tidak akan menghasilkan apa-apa. Tanamkan rasa percaya dalam dirimu, rawat rasa percaya itu sebaik mungkin, dan yakinlah bahwa rasa percaya yang selama ini kamu tanam akan menghasilkan buah manis keberhasilan. Jika teman-teman mu lebih dulu mendapatkan apa yang mereka impikan, jangan pernah menanamkan rasa iri. Jadikan itu motivasi, jika mereka bisa, kita pun pasti bisa. Kita hanya perlu sabar menunggu antrian. Bersiaplah, antrian setelah ini kamu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Merelakan

Tahun ke-4

Tentang Kegagalan