Pemahaman Alam & Kekayaan Rempah Lokal
Menurut KBBI Alam merupakan
segala sesuatu yang ada di langit dan dibumi. Kata alam merupakan terjemahan
dari bahasa Inggris “nature”, yang berasal dari kata Latin natura, atau
“kualitas esensial, disposisi bawaan”, dan pada zaman dahulu, secara harfiah
berarti “kelahiran”. Konsep alam sebagai keseluruhan, atau alam semesta fisik,
merupakan pengembangan konsep aslinya; dimulai dari penerapan kata Yunani
physis oleh filsuf-filsuf pra-Socrates, dan sejak saat itu terus berkembang.
Kata ini juga banyak digunakan selama munculnya metode ilmiah modern dalam
beberapa abad terakhir. (Sumber Wikipedia)
Bagi saya, yang terbayang
pertama kali saat mendengar kata alam adalah tumbuhan, pegunungan, tempat
hijau, dan segala sesuatu yang belum tersentuh pembangunan. Padahal arti alam
sangat luas ternyata. Alam adalah tempat kita (manusia) hewan, tumbuhan, dan
segala sesuatu yang tersedia didalamnya untuk bertahan hidup. Alam menyediakan
segala kebutuhan kita (manusia) untuk bertahan hidup, salah satunya adalah
rempah.
Di Indonesia sendiri rempah
tersebar luas di seluruh pulau hingga kekayaan rempah di Indonesia dikenal
dunia. Kekayaan rempah di Indonesia ini membuat VOC (Vereenigde Oost-Indische
Compagnie) suatu kongsi dagang yang dibentuk Belanda ingin memonopoli perdagangan
rempah-rempah pada abad ke-17. Hal ini dilakukan melalui penggunaan dan ancaman
kekerasan terhadap penduduk di kepulauan-kepulauan penghasil rempah-rempah, dan
terhadap orang-orang non-Belanda yang mencoba berdagang dengan para penduduk
tersebut. Dan monopoli Belanda tersebut bertahan selama 2 abad yaitu dari tahun
(1602-1800).
Kekayaan rempah di Indonesia
juga berdampak pada ekonomi masyarakat. Banyak masyarakat yang membudidayakan
rempah untuk menggantungkan hidupnya. Beberapa Rempah yang sering dibudidayakan
masyarakat antara lain : Kunyit, Jahe, Pala, Kayu Manis, Wijen, Cengkeh,
Saffron, Kapulaga, Kemus, Kayu Secang, Kemiri, Serai, Kencur, Ketumbar, Kluwek,
Lengkuas, Bunga Lawang, Lada, Vanili, Andaliman, Adas, Daun Salam, Asam Jawa,
dan Jinten. Dari rempah-rempah yang disebut diatas tentu memiliki manfaat dan
khasiatnya masing-masing.
Salah satu contohnya adalah
Jahe, Jahe sangat harum ketika dicium. Tidak hanya terkenal sebagai bumbu
dapur, jahe juga dikenal dengan baik sebagai tanaman herbal. Kamu bisa
membakarnya lalu digeprek dan dicampurkan ke dalam segelas air hangat. Diminum
ketika hujan turun atau saat masuk angin akan membuat tubuh terasa hangat.
Selain dijadikan minuman, rempah juga bisa dijadikan minyak. Contohnya adalah
minyak wijen. Minyak wijen dapat digunakan untuk memasak dan juga dijadikan
minyak urut.
Kekayaan rempah di Indonesia
menghasilkan makanan yang khas disetiap daerahnya. Itu karena masyarakat
berhasil memadukan rempah yang berlimpah menjadi sajian mantap yang bahkan menjadi
ciri khas ketika kita berkunjung ke kota tersebut. Hal tersebut juga membuat
makanan adalah salah satu destinasi favorit di Indonesia. Banyak rumah makan
yang menjajakan masakan dengan penuh rempah sehingga menambah cita rasa masakan
rumahan yang membuat rindu kampung halaman. Contoh makanan yang penuh rempah
adalah : Nasi Goreng, Rawon, Gado-Gado, Pempek, Sayur Asem, Sate, SOP Buntut,
Rendang, Siomay, Bakso, Gudeg, Tempe, Nasi Uduk, Sop Konro, Babi Guling, Soto
Betawi, Soto Makasar, Mie Aceh, Bubur Ayam, Ayam Taliwang dan masih banyak lagi
yang tidak saya sebutkan.
Sekarang Indonesia juga
melakukan ekspor rempah. “Pada Januari-April 2020, nilai permintaan rempah
tercatat sebesar US$218 juta atau meningkat sekitar 19,28 persen dibandingkan
periode yang sama tahun sebelumnya,” ujar Olvy dalam siaran pers, Jumat
(26/6/2020). Pada periode Januari–April 2020, nilai ekspor rempah Indonesia
mencapai US$218,69 juta, atau meningkat 19,28 persen dibandingkan periode yang
sama pada 2019. Komoditas ekspor rempah utama Indonesia selama 2019 adalah lada
(pangsa pasar 22,04 persen), cengkeh (16,65 persen), bubuk kayu manis (12,16
persen), vanila (10,42 persen), dan pala (10,09 persen). Kelima produk ini
merupakan komoditas utama rempah dengan jumlah pangsa pasar sebanyak 71,36
persen dari total ekspor rempah Indonesia pada 2019. (Sumber Bisnis.com)
Untuk menjaga rempah agar tetap
menjadi kekayaan di Indonesia, kita harus senantiasa melestarikan rempah
sebagai warisan bangsa yang memilki sejarah. Sejarah yang dimiliki rempah patut
didengar oleh anak cucu kita, jangan sampai sejarah rempah hilang. Oleh karena
itu lewat kegiatan Muhibah Budaya Jalur Rempah ini saya berharap bisa
mendapatkan cukup ilmu dan menceritakan kembali ilmu yang saya dapat kesemua
orang lewat media sosial, Karena pada saat ini media sosial merupakan salah
satu sumber informasi tercepat. Saya juga berencana untuk membuat komunitas
pencinta rempah agar semua orang sadar bahwa rempah adalah sesuatu warisan
dunia yang berharga namun banyak orang yang tidak sadar. Lewat komunitas ini
juga saya berharap bisa menyadarkan banyak orang tentang berharganya kekayaan
yang kita punya dan wajibnya melestarikan rempah.
Komentar
Posting Komentar