Keluhku
4/3/21
Hujan masih belum berakhir
dibulan ini, menciptakan dingin yang luar biasa, pada raga yang sudah lama tak
mendapat peluk. Selimut sudah tak bisa lagi menahan, hanya ragamu satu-satunya
jalan. Namun kau sulit untuk ku gapai.
Enam bulan sudah kita menjalin
kedekatan. Beberapa kali sudah aku ungkapkan. Namun alasanmu tak mau berpacaran
menjadikanku bimbang. Terus berjuang? atau kembali pulang? Hingga akhirnya aku
memilih untuk bertahan dalam ketidakjelasan.
Kita bertukar ketikan hanya bila
sedang ada tugas. Saling menanyakan, kemudian saling memberi jawaban. Terkadang
kita saling membebankan tugas, dan menjadwal siapa bagian hari ini yang
mengerjakan. Sungguh hal tersebut sangat membuatku senang. Namun setelah itu
selesai, ada keheningan. Kita sama-sama diam dan kembali ke dunia
masing-masing, dan terkadang lelucon yang aku berikan tak dibalas sama sekali.
Aku menginginkan setiap hariku dipenuhi tugas, agar rinduku padamu terbalas.
Aku membenci situasi seperti
ini, tapi aku tidak mau pergi. Aku benci saling mengabari, namun tak saling
memiliki. Tapi aku tidak punya pilihan. Aku memilih untuk bertahan tanpa
kejelasan, dari pada pergi membunuh rasa yang sudah tumbuh besar. Aku takut
suatu saat nanti saat kita lulus sekolah, kita tidak lagi saling menyapa.
Alasan apalagi yang harus aku lakukan untuk menyapamu selain menanyakan tugas?
Sedangkan saat ini hanya dengan cara itu aku menggapai mu.
Entah harus berapa lama kita
berada di posisi seperti ini. Aku ingin keluar, keluar dari ketidakjelasan ini.
Aku berharap ada kejelasan, karena suatu hubungan butuh kejelasan, dan sesuatu
yang tidak jelas pemiliknya sangat gampang untuk dicuri. Dan sungguh aku tak
rela bila kau dipinang lain hati.
Komentar
Posting Komentar