Kamu

"Jika ada buku yang tidak pernah tiba pada halaman terakhir, mungkin buku itu meriwayatkan Juang". Mengutip Fiersa Besari dalam Konspirasi Alam Semesta, hal 167. Saat membaca kutipan tersebut, aku langsung menutup buku, tersenyum, lantas teringat dirimu. Ya, kutipan tersebut mengingatkanku padamu. Seseorang yang bila ku ceritakan, takkan pernah selesai rasanya.

Disini aku tidak akan menceritakan tentangnya. Hanya saja aku ingin sedikit memuji tatapan matanya. Begitu tajam, seakan setajam belati yang siap menghujam jantung siapa saja yang ia tatap. Salah satu korbannya ialah diriku. Karenanya, jantungku sempat berhenti berdetak. Karenanya, duniaku sempat berhenti berputar. Dan karenanya, aku kembali mengenal cinta.

Bodohnya, aku dulu tak pernah percaya akan jatuh cinta pada pandangan pertama. Aku beranggapan bahwa cinta datang karena sering bertemu dan timbul rasa nyaman. Diluar dari itu, mungkin hanya rasa penasaran yang akan hilang dalam beberapa bulan. Sialnya sekarang teori tersebut terpatahkan. Aku mengalaminya. Mengalami jatuh cinta pada pandangan pertama. Aku bisa pastikan ini bukan rasa penasaran. Buktinya rasanya tak kunjung hilang setelah beberapa bulan.

Raut wajahmu tak pernah absen dalam bayanganku sebelum tidur. Ia menjelma sosok nyata yang selalu membisikan "Selamat malam, selamat tidur" hingga aku lupa sedang berada dalam dunia imajinasi. Ah tapi aku sangat menginginkan hal itu terjadi.

Sudah kubilang, menceritakanmu takkan pernah selesai. Aku akhiri tulisan ini dengan do'a semoga kamu membaca tulisan ini, aamiin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Merelakan

Tahun ke-4

Tentang Kegagalan